Dumai, 16 April 2025 - Dumai XArt
Reno Salgunata bin Ariazal, lahir di Kota Dumai, pada 31 Januari 1989. Saya, sebagai putra daerah asli Dumai, merasa sangat berbahagia dan bersyukur bisa tinggal di kota yang nyaman ini. Dumai selalu memiliki tempat istimewa dalam hati saya, tak hanya sebagai tempat lahir, tapi juga sebagai rumah yang memberikan banyak kenangan.
Masa Kecil yang Penuh Tantangan
Masa kecil saya tidaklah selalu mudah, namun juga tidak terlalu berat. Kami tinggal di kedai kecil di Simpang Sukajadi, tempat kami berjualan besi tua. Pada tahun 1988, ayah saya mengalami cobaan berat saat ruko kami terbakar hebat di daerah Sudirman, tepat di sebelah Hotel Grand Zuri yang ada sekarang. Kebakaran itu membuat kami kehilangan banyak, namun berkat usaha dan ketabahan, ayah saya mulai mencoba peruntungan baru, berjualan besi tua bekas kebakaran. Meski banyak rintangan, keluarga kami terus berusaha.
Saya tak akan pernah melupakan momen-momen sulit tersebut, apalagi ketika ayah saya pernah dipenjara karena tuduhan yang tidak terbukti. Itu adalah masa yang penuh ujian, tetapi kami tetap bersyukur karena semuanya berakhir dengan baik.
Pendidikan: Dari TK Hingga Kuliah
Saya memulai pendidikan di TK Hangtuah dan melanjutkan ke SD 016 Laborhouseng. Di SD, saya mulai menanamkan semangat belajar yang tinggi. Setelah itu, saya melanjutkan pendidikan di SMP N 1 Dumai, dan berlanjut ke SMA YKPP Pertamina Bukit Datuk. Setelah tamat SMA, saya melanjutkan kuliah di Akademi Akuntansi Riau (AKRI), angkatan pertama saat itu.
Usaha dan Karir: Dari Kaca Hingga Seni Tari
Alhamdulillah, kini saya mengelola usaha kaca di Jalan Budi Kemuliaan, tepat di samping Bank BRI Pasar Kelapa, yang bernama Toko Kaca Tanjung Sari. Selain itu, saya bersama istri juga mengelola Sanggar Laksemana Melayu, yang terletak di Jalan Tenaga, di samping SMPN 1 Dumai. Sanggar ini berdiri pada tahun 2014 dan telah berkontribusi banyak dalam dunia seni budaya Melayu. Meskipun masih muda, sanggar ini telah berhasil meraih banyak penghargaan baik tingkat daerah, provinsi, nasional, bahkan internasional.
Kecintaan pada Seni: Musik dan Tari Tradisional
Cinta saya pada seni sudah dimulai sejak saya duduk di bangku kelas 1 SMP, saat itu saya mulai menekuni seni musik biola. Seiring waktu, saya pun mencoba menekuni seni tari tradisional. Seni tari menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup saya. Saya belajar dari banyak guru dan seminar, salah satunya yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Riau di Yogyakarta. Lika-liku berkesenian sudah saya jalani, dengan segala suka dan duka. Namun, saya tetap sabar dan ikhlas, karena setiap langkah ini pasti ada hikmahnya.

Prestasi: Menjadi Bagian dari Dunia Seni
Berikut adalah beberapa penghargaan yang saya raih berkat usaha dan dedikasi saya dalam seni tari:
Penyaji Harapan 1 dan Kostum Terbaik di Parade Tari Tradisi 2016 Provinsi Riau
Penyaji Harapan 1 dan Kostum Terbaik di Parade Tari Tradisi 2017 Provinsi Riau
Penghargaan pada Festival Siak Bermadah (tahun tidak tercatat), serta diundang dua periode
Penghargaan Internasional pada acara GELAR MELAYU SERUMPUN (GEMES) tahun 2018 dan 2019, sebagai perwakilan dari Provinsi Riau
Penghargaan pada Festival Pacu Jalur tahun 2019
Beberapa penghargaan lainnya di HARDIKNAS dan berbagai ajang seni lainnya
Seni tari adalah passion saya. Saya merasa sangat bersemangat karena banyak orang tua yang antusias mengantar anak-anak mereka untuk belajar tari di Sanggar Laksemana Melayu. Itulah yang membuat saya semakin bersemangat, dan semoga cita-cita saya untuk menciptakan karya yang dihargai sepanjang masa bisa terwujud.
Masa Depan: Menjadi Warisan Tak Benda
Salah satu cita-cita terbesar saya adalah agar karya seni saya dapat dihargai dan dikenang sepanjang masa. Saya berharap karya-karya kami bisa menjadi Warisan Tak Benda yang diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Saya yakin bahwa dengan tekad dan semangat, Sanggar Laksemana Melayu dapat terus berkembang dan memajukan kesenian Dumai, terutama di bidang seni tari, di tingkat nasional dan internasional.
Harapan untuk Dewan Kesenian Dumai (DKD)
Saya merasa terhormat dan bersyukur bisa bergabung dengan Dewan Kesenian Dumai (DKD), khususnya di Komite Seni Tari. Di sini, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan seni tari di Dumai. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah memupuk rasa cinta dan minat anak-anak dalam berkesenian, dengan memberikan apresiasi setiap bulan agar semangat mereka tetap terjaga.
Harapan saya, Dewan Kesenian Dumai dapat terus memberikan dukungan nyata kepada para seniman dan anak-anak yang berprestasi, untuk membangun kesenian Dumai ke arah yang lebih baik, baik di tingkat daerah, provinsi, nasional, maupun internasional.
Wassalam,
Reno Salgunata
0 Comments