Menjadi seniman bukan cuma soal panggung, tepuk tangan, atau cahaya lampu sorot.
Lebih dari itu, menjadi seniman adalah tentang keberanian untuk jujur pada diri sendiri—
berani mengungkapkan rasa, berpikir liar, dan menyampaikan pesan lewat medium apa pun.
Di balik panggung yang megah, ada peluh dan air mata yang jatuh dalam diam.
Ada latihan tanpa henti, penolakan berkali-kali, dan kadang cemoohan yang menyakitkan.
Tapi seniman tak berhenti. Mereka tetap melangkah dengan idealisme dan cinta yang membara.
Ketika politik membelah, seni menyatukan. Ketika kata-kata gagal,
seni bicara dengan bahasa yang lebih dalam. Maka teruslah berkarya,
meski tak semua paham. Karena kelak, dunia akan mendengar.
0 Comments